print this page

Ahad, 7 Oktober 2012

CARA MUDAH EDIT FILM

Semangat untuk memberi yang terbaik bagi pengunjung blog membuat saya berusaha keras untuk menampilkan materi tutorial yang bermutu. Kali ini saya akan membahas editing FILM. Suatu materi yang cukup menarik terutama bagi Anda yang suka membuat film local. Pada tutorial ini saya menggunakan software Ulead Video Studio 9. Oke, selamat menikmati dan belajar editing film. Langkah-langkah mengedit film yang diambil menggunakan handycam sebagai berikut :
  1. Dimulai dari Star – Program – Ulead VideoStudio 9
  2. Selanjutnya Klik VideoStudio Editor untuk memulai mengedit Film
  3. Sebelum mengedit kita pindahkan dulu film hasil shoting kita dari Handycam dengan cara mengklik capture, yang selanjutnya akan disimpan di folder yang telah kita buat sebelumnya
  4. Untuk memulai mengedit, file yang tadi telah kita capture di buka lalu di blok potongan – potongan film hasil shotingan kita
  5. Lalu muncul Conformasi bahwa file tersebut akan di edit lalu Pilih Oke
  6. Lalu di Drag Potongan-potongan tadi yang hasilnya seperti di bawah ini, selanjutnya kita akan memberi efek, di sini banyak efek yang bias kita berikan
  7. Selanjutnya efek tadi kita drag ke posisi potongan-potongan film, sebagai contoh kita pilih yang film, dan hasilnya bisa kita kita lihat di bawah
  8. Selanjutnya kita akan membuat tulisan/judul, untuk memberi tulisan kita pilih Title yang disini banyak pilihan yang bisa kita gunakan
  9. Setelah itu tulisan tadi di drag di posisi Label T , dan Tempatkan sesuai dengan potongan film yang kita kehendaki
  10. Selanjutnya kita akan memberi audio/musik, kita pilih Audio
  11. Pilih Lagu Yang di Sesuai
  12. Selanjutnya kita drag ke posisi icon musik
  13. Selanjutnya untuk mengakhir film kita, kita bisa beri tulisan
  14. Bila Kita telah selesai mengedit, selanjutnya kita gabungkan hasil editan kita dengan memilih Share yang nantinya akan di pindah dalam kepingan CD
  15. Selanjutnya muncul confirmasi, dan File Tersebut disimpan dalam folder film kita
  16. Pada Tahap Akhir yaitu menggabungkan atau Proses Rendering

Isnin, 1 Oktober 2012

PERALATAN UNTUK BUAT SEBUAH FILM

1.kamera!!

  JD kamera yang simpel ja  klo mau yang gambar nya bagus yah yang gede sekalian tapi handy cam udah cukup










 
2.tripood
buat ngambil anggel(sudut pandang)
yang bagus
biar juga gak bergerak kamerannya
gak lucu kan pas shut film tapi goyang2, di kira lagi gempa bumi











3.caset
yah sebagai save nya ja sih
yang paling bagus apa yah lupa











4.TRolly!
yang buat dorong kamerannya
yang pas ngambil shut bergerak












5.yang buat ngejinjing kamera pas anggel atas crew


6.lampu!!!
hm tentu ja sangat penting buat mengatur pencahayaan!!



7.bounching
semacam gabus atau kain yang buat mantulin cahaya
agar tidak terlalu terang ato terlalu gelap dalam pengambilan film

8.kliper
semacam kayu yang berbunyi tekkkk!!saat di tutup
itu untung memudahkan pengeditan film saat memisahkan atara adegan sau yang lainnya

9.jobdes yang jelas!!
itu bukan barang
tapi nama sebuah pekerjaan yang di panut olh masing2 creww
agar tidak terlalumengganggu saat pembuatan film
makhsutnya creww harus bertanggung jawab atas job nya masing2.
dan tidak menggagu kerjaan creww yang lain

PANDUAN BUAT FILM

PROGRAM PEMBUATAN FILM SEDERHANA
KARYA  Dr ALJABAL

A.     Apa Itu Film
Sebelum mengenal film kita harus tahu bagian film itu sendiri. Film itu adalah sebuah karya manusia yang menggabungkan antara unsur AUDIO (Suara) dengan VISUAL(Tampilan) yang dijadikan satu rangkaian mebentuk sebuah alur cerita dengan tujuan tertentu.
Sebelum mengenal Film ada kalanya kita mengenal apa itu AUDIO dan VISUAL.
Ø  AUDIO atau dalam bahasa Indonesia disebut suara adalah unsur pembentul Film. Dengan AUDIO sebuah film akan lebih jelas dengan adanya informasi berupa Suara dalam bentuk Narasi. Contoh dari AUDIO sendiri adalah rekaman suara,lagu dll.
Ø  VISUAL atau dalam bahasa Indonesia disebut Tampilan adanya unsur yang paling pokok pada sebuah Film. Mau nonton film apa kalau tak ada tampilan gambarnya. Dengan VISUAL kita dapat memperoleh informasi tentang film secara nyata dengan melihat gambarnya. Contoh VISUAL Slide,Gambar,Video dll.

Jadi dari penjelasan AUDIO dan VISUAL diatas kita dapat memperoleh kesimpulan bahwa film dibentuk dari gabungan unsur AUDIO dan VISUAL.
B.      Bagaimana Film Dibuat ?
Film itu dibuat dengan menyatukan rekaman Video,Gambar,Rekaman Suara,Lagu,Reklaman Narasi,Slide menjadi satu rangkain karya dengan menggunakan sebuah mesin Editing (Komputer) yang didalamnya terdapat sebuah Program Khusus untuk pembuatan Film.
C.      Praktik Pembuatan Film.
Sebuah film dibuat dengan penyatukan unsur AUDIO dan VISUAL. Dalam membuat sebuah film kita tidak bisa mengandalkan sifat egois dan sifat mau menang sendiri,kita butuh adanya kerjasama dan kekompakan. Apa jadinya jika film dibuat dengan berlainan tujuan.
Dalam proses pembuatan film saya bagi menjadi  4 tahap ,yaitu :
1.       PRA PRODUKSI.
2.       PRODUKSI
3.       POST PRODUKSI
4.       EDITING
Dari proses diatas berikut ini adalah uraian langkah-langkahnya :
v PRA PRODUKSI
adalah proses awal dalam pembuatan film. Dalam proses ini terdapat langkah-langkah sebagai berikut :
A.      Penentuan Crew,adalah proses tahap awal,yaitu menentukan sekelompok anggota dalam proyek pembuatan film dengan memilki satu tujuan yang sama.
Dalam penentuan Crew yang kita butuhkan adalah :
1.       PRODUSER,adalah orang yang bertanggung jawab atas semua jalannya proyek pembuatan film.
2.       SUTRADARA,adalah orang yang bertanggung jawab atas jalannya proyek shooting secara langsung di lapangan.
3.       SCRIPT WRITER,adalah orang yang bertanggung jawab dalam penyusunan naskah narasi atau naskah alur jalannnya cerita dalam film. Naskah dibuat dan mulai dibuatkan filmnya setelah mendapat koreksi dari Sutradara kemudian Produser.
4.       ARTISTIK,adalah orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya situasi shooting. Tugas Artistik terbagi menjadi 5,yaitu  :
Ø  Setting Lokasi/Tempat
Ø  Setting Model
Ø  Setting Tampilan/Background
Ø  Setting Persiapan properti shooting
Ø  Tugas dadakan shooting
5.       NARATOR,adalah orang yang bertugas membacakan narasi sesuai Script untuk kemudian digabungkan dalam film untuk memberi informasi secara AUDIO. (Narator hanya dibutuhkan dalam film dokumenter)
6.       EDITOR,adalah orang yang bertanggung jawab atas proses akhir dari proyek film. Tuganya yaitu merangkai hasil dari lapangan menggunakan mesin Editing (Komputer).
B.      PENENTUAN TEMA,yaitu proses tahap dua yang ditujukan untuk membuat tujuan dari film yang dibuat.
C.      PEMBUATAN NASKAH,setelah tema disepakati Produser melalui Sutradara meminta Script Writer untuk membuat naskah sesuai tema yang sudah ditentukan.
D.      PEMBUATAN SCHEDULE /JADWAL,dalam tahap ini kita harus membuat jadwal shooting agar film yang kita buat selesai sesuai target waktu yang kita tentukan. Pembuatan Schedule harus dilakukan dan dilaksanakan secara disiplin untuk menghindari film selesai diluar target waktu. Selain itu juga untuk menghindari pembengkakan biaya shooting.
v PRODUKSI
Adalah proses terjun langsung untuk kegiatan shooting setelah segala persiapan pada tahap Pra Produksi terpenuhi. Dalam proses ini peran Sutradara sangatlah berpengaruh,apabila Sutradara tidak tegas dan Plin-Plan maka tema film akan melenceng dari Narasi yang sudah dibuat sebelumnya dan hasil film tidak akan sesuai dengan yang ditargetkan.
v POST PRODUKSI
Setelah proses produksi selesai,sekarang beranjak ke tahap pemindahan data/file yang diperoleh dari proses Produksi yang berupa rekaman Video,Rekaman Suara,Lagu,Gambar,Slide,rekaman Narasi dll dipindahkan ke mesin Editing (Komputer) untuk diolah oleh Editor menjadi satu rangkaian karya film utuh.
v EDITING
Lha,inilah tahap akhir dari proyek pembuatan film ini. Disinilah peran sebagai Editor dimulai. Semua jerih payah Crew tergantung pada proses Editing. Jelek dan bagaunya hasil film bergantung pada proses Editing. Editor dituntun lebih hati-hati dan memiliki nilai seni yang tinggi guna menghidupkan kesan Estetika pada film yang di buat.
Dalam proses ini Editor harus menguasai keahlian sebagai berikut :
a.       Chapturing.
Adalah proses pemindahan file dari mesin produksi (Camera) ke mesin editing (Komputer).
b.      Cutting.
Adalah proses pemotongan bagian file yang tidak terpakai.
c.       Penyelarasan.
Adalah proses panjang untuk mengatur Effek,Background,Pencahayaan dll pada film secara teratur untuk menghasilkan film yang mempunyai nilai seni.
d.      Rendering.
Adalah proses akhir yaitu penyatuan seluruh bagian film menjadi satu format yaitu AVI,MOVIE dll.
Yeah,selesai dech seluruh rangkaian pembuatan film sederhana ini?  Untuk kegiatan selanjutnya dari proses diata yaitu proses Membakar CD (BURNING) untuk memasukan file film ke dalam CD dengan Format VCD atau DVD agar bisa di setel secara otomatis melalui VCD maupun DVC Player.






Ahad, 30 September 2012

TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR

Kamera merupakan salah satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameramen dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll.

  1. Cara memegang Kamera Video.

    Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan - pada banyak kondisi gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.
  2. Zoom.

    Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak bergunanya gambar yang terekam.
  3. Suara.

    Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam.

  4. Peraturan 10 detik.

    Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung sampai 10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama. Rekam subyek Anda selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain.
  5. Panning & Tilting

    Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan Tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film. Bila kita memutuskan untuk melakukan panning, gerakkanlah kamera sehalus yang kita bisa dan jangan mendadak. Ingat selalu aturan10 detik untuk setiap gambar diam/statis pada awal dan juga pada akhir pengambilan gambar panning. Selalu lebih baik mengambil banyak gambar statis, dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita ambil akan diedit kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan terlalu lama (antara 3 sampai 5 detik).
  6. Fokus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna) .

    Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam dan ketika kita melakukan zoom jauh semuanya terlihat fokus - bila kita melakukan zoom pada objek terdekat terlebih dahulu lalu kita zoom pada objek lain di kejauhan (contohnya hewan di kejauhan) maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus. Adanya perbedaan antara objek yang samar dan objek utama yang jelas adalah sangat penting. Bahkan objek yang hanya sedikit tidak fokus akan membuat film menjadi tidak berguna. Periksa selalu exposure dan cobalah merekam pada objek yang sama dengan cara manual dan otomatis untuk memastikan kita mendapatkan gambar terbaik yang kita inginkan. Bila kita sudah memiliki banyak pengalaman, hal ini menjadi tidak perlu lagi untuk dilakukan .
  7. Tanggal dan Waktu.

    Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan . Penulisan tanggal dan waktu pada layar film tidak membuktikan bahwa film ini diambil pada saat yang tertulis dilayar, karena bisa saja yang tertulis tanggal 5 November 1950 tidak menjamin pengambilan film tersebut pada tahun 1950, bisa saja setiap orang merubah tanggal dan waktu tersebut. Namun, sebaiknya kita selalu merekam suara kita pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut direkam, lokasi dan negara dimana kita merekam gambar- cara inilah yang dapat merekam secara permanen informasi waktu dan tempat pengambilan film. Hal ini sangatlah penting dan seringkali terlupa, dan bila kita lupa apa dan dimana persisnya sebuah gambar diambil, celakalah kita. Bila kita memiliki GPS untuk menunjukkan lokasi kita berada, selalu rekam dengan film pembacaannya dan juga rekam latar belakangnya. Tidak seperti tanda tanggal dan waktu, hal ini dapat memberikan bukti.
  8. Cutaways (gambar pengisi).

    Bila kita merekam sebuah obyek, kegiatan ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar yang lain. Sebagai contoh, bila kita merekam sebuah wawancara kita perlu untuk merekam juga kantor orang yang kita wawancarai atau sesuatu yang lain untuk memberikan penjelasan tambahan bagi film wawancara kita. Kita lihat contoh lain, bila kita membuat film tentang orang utan, jangan lupa untuk merekam hutan dimana mereka tinggal dan kebakaran hutan yang merusakan habitatnya. Ini akan membuat sebuah film lebih informatif.
Beberapa angle berikut ini mungkin dapat menginspirasi Anda
  • Dutch angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan emosi.
  • Worm angle / mata cacing, kamera persis diletakkan di atas tanah
  • Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan
  • Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame.
  • Circle / circular track, kamera mengitari obyek
  • Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan.
  • Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900).
  • High angle, pengambilan gambar dari atas obyek.
  • Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata.
  • Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
  • Bird Eye View

    Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
  • High Angle

    Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
  • Low Angle

    Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
  • Eye Level

    Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
  • Frog Eye

    Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
  • Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
  • Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
  • Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
  • Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
  • Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
  • Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
  • Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
  • Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
  • Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
  • Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
  • One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
  • Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
  • Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
  • Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
  • Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
  • Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
  • Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
  • Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
  • Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
  • Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
  • Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
  • Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.
Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
  • Objek bergerak sejajar dengan kamera.
  • Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
  • Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
  • Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
  • Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
  • Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
  • Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
  • Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
  • Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
  • The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
  • Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
  • Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
  • Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
  • Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
  • Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
  • Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.

14 TAHAP UTAMA BUAT FILM

Assalamu'alaikum.

Akhir2 ini banyak Film Sinetron yang dianggap kurang mempunyai kreatifitas. Nah penulisan artikel ini bukan bermaksud untuk menghina karya Produse2 sinetron, Saya tulis untuk mengenbangkan minat generasi muda untuk berkreasi di Dunia Film. Semoga saja kelak generasi muda Indonesia bisa buat Film yang lebih baik dari sekarang.

Nah ini ada 14 tahap utama pembuatan Film ,baca aja terus....

1. IDE
Idealnya, IDE ini harus unik dan original. Tapi, memutuskan untuk menyadur sebuah karya orang lain itu juga termasuk sebuah IDE lho… Untuk mencari IDE, banyak cara yang bisa dilakukan. Melakukan pengamatan terus-menerus, jalan-jalan ke tempat yang aneh dan belum pernah didatangi manusia, nangkring di pohon asem di pinggir jalan sambil mengamati kendaraan yang lalu lalang, atau bahkan duduk santai di sebuah food court di suatu plaza atau mall. Melamun sendirian di dalam kamar juga bisa mendatangkan ide, kok…

2. Sasaran
Setelah mendapatkan IDE, tentukan sasaran dari film yang akan dibuat. Koleksi pribadi? Murid SMU? Komunitas S&M? Para Otaku? Para Blogger? Siapa yang akan menonton film itu nantinya? Itu juga harus ditentukan dengan jelas di awal. Jangan sampai terjadi, film tersebut ditujukan untuk anak SMU tapi karena tidak disosialisasikan dengan jelas, akhirnya dipenuhi adegan berantem penuh darah ala 300

3. Tujuan
IDE dan Sasaran sudah ditetapkan. Yang harus dipastikan selanjutnya adalah tujuan pembuatan film. Ingin menggugah nasionalisme seperti Naga Bonar? Ingin menyampaikan pesan terakhir sebelum nge-bom? Ingin mendapatkan kepuasan pribadi seperti pembuatan film Passion of the Christ? Apa?

4. Pokok Materi
Berikutnya adalah menyusun pokok materi. Apa sih pesan yang ingin disampaikan? Ungkapan cinta? Sekedar pesan mengingatkan bahaya merokok?

5. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis besar. Semacam ide awal gitu loh. Dari sinopsis ini, nantinya bisa dikembangkan menjadi cerita yang lebih detil.

6. Treatment
Tahapan ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan muncul dalam cerita. Tidak mendetil. Contoh treatment itu seperti ini…

Ada seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian tiba-tiba dia batuk-batuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba muncul api…
7. Naskah
Naskah adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, background music, ekspresi, semuanya…). Contoh naskah itu, seperti ini…

FS. Ali mengayuh becak. Ais duduk merenung, tidak mempedulikan Ali yang bolak-balik menatapnya.

Ali : Dak usah dipikir lah, Mbak…


Ais : (kaget) Heh? Apa, Bang?
8. Pengkajian
Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli media. Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan semula? Dan hal-hal yang mirip seperti itu…

9. Produksi Prototipe
Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (penjabaran naskah, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set, penentuan shot yang baik, pembuatan story board, pembuatan rancangan anggaran, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), purna-produksi (intinya adalah editing).

10. Uji coba
Uji coba ini dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari calon audiens.

11. Revisi
Setelah ada respon, maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini.

12. Preview
Preview itu adalah pemutaran perdana, di hadapan para ahli isi, ahli media, sutradara, produser, penulis naskah, editor, dan semua kru yang terlibat dalam produksi. Tujuan dari preview ini adalah untuk memastikan apakah semuanya berjalan lancar sesuai rencana atau ada penyimpangan. Bisa dikatakan, bahwa preview ini adalah proses pemeriksaan terakhir sebelum sebuah film diluncurkan secara resmi.

13. Pembuatan Bahan Penyerta
Bahan Penyerta itu adalah poster iklan, trailer, teaser, buku manual (jika film yang dibuat adalah sebuah film tutorial), dan lain sebagainya yang mungkin dibutuhkan untuk mensukseskan film ini.

14. Penggandaan
Tahap terakhir adalah penggandaan untuk arsip dan untuk didistribusikan oleh para Joni (ini terjadi pada jaman dulu kala, waktu format film digital masih ada di angan-angan).

Makasih ya ?

Tim Work Crew Film Skala Besar

 Assalamu'alaikum ,Weah, para pengunjung, inilah para peran orang2 yang sangat penting dibalik kesuksesan sebuah Film :

Agent (Agent Model) :
Seseorang yang dipekerjakan oleh satu atau lebih talent agency atau serikat pekerja untuk mewakili keanggotaan mereka dalam berbegosiasi kontrak individual yang termasuk gaji, kondisi kerja, dan keuntungan khusus yangtidak termasuk dalam standard guilds atau kontrak serikat kerja. Orang ini diharapkan oleh para aktor/aktris untuk mencarikan mereka pekerjaan dan membangun karir mereka

Art Departement :
Bagian artistik. Bertanggung jawab terhadap perancang set film. Seringkali bertanggung jawab untuk keseluruhan desain priduksi. Tugasnya biasanya dilaksanakan dengan kerjasama yang erat dengan sutradara dan cameraman

Asst. Director :
Seorang asisten sutradara film yang memperhatikan administrasi, hal yang penting sehingga departemen produksi selalumengetahui perkembangan terbaru proses pengambilan film. Ia bertanggung jawab akan kehadiran aktor/aktris pada saat dan tempat yang tepat, dan juga untuk melaksanakan instruksi sutradara.

Art Director :
Pengarah artistik dari sebuah produksi

Asisten Produser :
Seorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya

Broadcaster :
Sebutan untuk seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran

Best Boy :
Asisten Gaffer atau asisten Key Grip.

Boom Man :
Seorang yang mengoperasikan mikrofon boom.

Booth Man :
Operator proyektor film. Orang yang bekerja dalam ruang proyeksi.

Camera Departement :
Bertanggung jawab untuk memperoleh dan merawat semua peralatan kamera yang dibutuhkan untuk memfilmkan sebuah motion picture. Juga bertanggung jawab untuk penanganan film, pengisian film, dan berhubungan dengan laboratorium pemrosesan.

Cameraman :- First Cameraman
 sering disebut sebagai Penata Fotografi (Director of Photography) atau kepala kameramen, bertanggung jawab terhadap pergerakan dan penempatan kamera dan juga pencahayaan dalam suatu adegan. Kecuali dalam unit produksi yang kecil, Penata Fotografi tidak melakukan pengoperasian kamera selama syuting yang sesungguhnya.

- Second Cameraman
 sering disebut sebagai asisten kameramen atau operator kamera, bertindak sesuai instruksi dari kameramen utama dan melakukan penyesuaian pada kamera atau mengoperasikan kamera selama syuting.

- First Assistant Cameramen
 sering disebut Kepala Asisten untuk pada operator kamera. Seringkali bertanggung jawab untuk mengatur fokus kamera (untuk kamera film)

- Second Assistant Cameraman,
 menjadi asisten operator kamera.


Cinematographer (Sinematografer) :
Penata Fotografi. Orang yang melaksanakan aspek teknis dari pencahayaan dan fotografi adegan. Sinematografer yang kreatif juga akan membantu sutradara dalam memilih sudut, penyusunan, dan rasa dari pencahayaan dan kamera.

Costume Designer :
Orang yang merancang dan memastikan produksi kostum secara sementara maupun permanen untuk sebuah film.

Dialogue Coach or Dialogue Director :
Orang dalam set yang bertanggung jawab membantu para aktor/aktris dalam mempelajari kalimat mereka selama pembuatan film. Mungkin juga membantu pengaturan dialog saat

Director :
Orang yang mengontrol tindakan dan dialog di depan kamera dan bertanggung jawab untuk merealisasikan apa yang dimaksud oleh naskah dan produser.

Editor :
Sebutan bagi seseorang yang berprofesi sebagai ahli pemotongan
gambar video dan audio.

Editorial Departement :
Divisi dimana semua potongan film yang telah dihasilkan digabungkan sehingga membentuk urutan yang koheren, kadang dengan bantuan asisten sutradara atau produser.

Electric Departement :
Bertanggung jawab terhadap penjagaan dan penyediaan segala alat elektrik. (misalnya: lampu, kabel, dan lain sebagainya) untuk kebutuhan film.

Engineering :
Sebutan dalam pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah
teknis penyiaran

Film Loader :
Pengisi Film. Anggota tim kamera kadang adalah asisten kameramen yang mengisi film yang belum diekspose ke dalam magazine dan mengeluarkan film yang telah diekspose

Floor Director :
Seseorang yang bertanggungjawab membantu mengkomunikasikan
keinginan sutradara dari master control ke studio produksi

Gaffer :
Pemimpin electrician yang bertanggung jawab di bawah Director of Photography mengenai pencahayaan set. berbagai bentuk dan ukuran.

Green Departement :
Bertanggungjawab untuk menyediakan pepohonan, semak, bunga, rumput, dan benda-benda hidup lainnya baik yang asli maupun buatan.

Hairdresser :
Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan penata rambut laki-laki maupun perempuan.

Hairdresser Departement :
Bertanggungjawab atas kebutuhan rambut asli maupun wig untuk para aktor dan aktris.

Key Grip :
Orang yang memimpin para pekerja grip.

Make-Up Departement :
bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan kebutuhan skenario pada saat syuting.

Music Departement :
Bertanggungjawab dalam pengaturan atau menyediakan musik yang akan digunakan dalam film.

Producer :
Sebutan ini untuk orang yang memproduksi sebuah film tetapi bukan dalam arti membiayai atau menanamkan investasi dalam sebuah produksi. Tugas seorang produser adalah memimpin seluruh tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen produksi dengan anggaran yang telah disetujui oleh executive producer.

Production Departement :
Bagian yang menentukan batasan biaya dan menangani persiapan dan pelaksanaan atas segala keperluan dalam sebuah produksi.

Production Assistant :
Bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dilapangan selama proses produksi.
Production Manager :

Orang yang bertanggung jawab atas detail produksi dari awal sampai produksi itu selesai.

Production Unit :
Terdiri dari sutradara, kru kamera, kru tata suara, bagian listrik dan semua orang yang diperlukan dalam suatu produksi.
Prop Man :
Bertugas untuk memastikan bahwa properti ada ditempat yang seharusnya pada saat dibutuhkan untuk suatu produksi.
Research Departement :
bagian riset yang terdiri dari orang-orang yang menilai otentisitas artikel, benda, kostum,

Script Supervisor, Script Clerk :
Bertanggungjawab untuk mencatat seluruh adegan dan pengambilan gambar yang diproduksi. termasuk semua informasi yang diperlukan seperti durasi, arah gerakan, penagrahan mimik wajah, penempatan aktor/aktris dan properti, serta gerakan fisik yang harus disesuaikan aktor/aktris dalam semua cakupan yang berurutan untuk kemungkinan pengambilan gamabr ulang. Semua informasi ini dimasukkan dalam salinan naskah milik supervisi naskah dan digunakan oleh editor ketika tahap editing. Dalam salinan ini juga dimasukkan catatan dari sutradara untuk editor.

Still man, Photographer :
Bertanggungjawab atas publiitas dan pembuatan foto set serta lokasi. Dapat juga digunakan pada kesempatan tertentu..

Transportation Departement : Bertanggungjawab terhadap semua kendaraan yang digunakan oleh kru dan pemain selama syuting berlangsung. Dalam hal ini termasuk antar dan jemput kru atau pemain.

VTR Man :
Orang yang mengoperasikan VTR (Video tape Recorder) selama proses pembuatan acara televisi

Wardrobe Departement :
Bertanggungjawab atas pemilihan kostum yang akan dipergunakan untuk produksi.

TOUMAT

Pemeran Utama FLM Aceh dengun Judul


(Toubat Maksiat) .. dia adalah salah satu Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur. Fakultas Teknik semester 7 FLM ini..di luncurkan sebagai Media Da'wah dalam bentuk seni..yang di Garap di Beberapa Lok
asi dalam wilayah Pidie: seperti Kompleh UNIGHA, Kota Sigli dan Guha Tujoh. yang Insya Allah akan di Keluarkan pada Awal 2013, Penerbit dari Flm Tersebut di Hubungi Melalui seluler mengatakan bahwa: FLM ini adalah FLM Pertama yang di Keluarkan Oleh Misward Record, dengan Sutra Dara dan skenario FLM: M. Jabal Nur, SH.I, yang menceritakan kisah kehidupan Sorang Pemuda yang berselimut Dosa,, suatu Malam ianya Bermimpi seakan-akan di sudah mati dan Masuk neraka, dia mendatangi Seorang Guru Pengajian dalam hal ini yang di Perankan Oleh Tgk. sayuti Maddan beliau adalah salah satu Guru Pengajian di Dayah Raudhatut Thalibin Al-Aziziah, Salah sattu Pasantren yang ada di Kemukiman Balue Langga, Kecamatan Sakti Pidie. Setelah Mendapatkan penjelasan dari Mimpi Achi. ianya langsung bergegas pulang, ...achi akhirnya mengaji di Pesantren setelah beberapa tahun di Pesantren Achi berencana Melaksanakan Kaluet di Guha 7...secara tidak sadar Achi Rupanya Meninggalkan banyak Masalah selam ianya dalam Dunia Hitam salah satunya adalah mantan pacarnya Bunuh diri setelah diputuskan oleh achi, abg kandung mantan pacar Achi, tidak menerima begitu saja.. dia membuat perhitungan dengan achi..mencari achi kemana-mana, abg kandung mantan pacar achi menyandera salah satu teman Achi, yang di Pimpin Oleh Baoyhaqi. Boyhaqi Adalah salah satu Mahasiswa Unigha Fak. Teknik.kelompoknya memaksa teman achi untuk memberitaukan keberadaan Achi..setelah dilakukan berbagai penyiksaan oleh aneuk buah dari abg kandung mantan pacar achi , akhirnya terbongkarlah tempat keberadaan achi.....Bagaimana Kisah selanjutnya Tunggu Gasetnya beredar di awal Tahun 2013, satu gaset terjual, hasilnya Rp. 1000, disumbangkan kepada Anak yatim Korban Komplik...