print this page

Rabu, 28 Mac 2012

MENYIKAPI TULAK KISAH DEBAT KANDIDAT CABUB-CAWABUB DI UNIGHA

Besok tanggal 26 Maret 2012 direncanakan akan diadakannya Debat Kandidat Cabub dan Cawabub Kabupaten Pidie di Komplek Kampus Unigha, bertempat di Gedung le Guna, yang menuai sedikit protes dari kalangan mahasiswa setempat, ada yang mengatakan Politik Masuk kampus, mengapa mahasiswa harus berpolitik Praktis, begitu kata mereka, terjadinya kesalah pahaman antara panitia yang menyelenggarakan Debat dengan sejumlah para mahasiswa, tersirat hati ini ingin menulis beberapa kata dengan harapan menjadi sebuah pandangan bagi kita semua.
termasuk saya dalam bidang Politik. Debat Kandidat yang diselenggarakan di Kampus bukanlah sebuah politik praktis, akan tetapi hanyalah bentuk keingin tauan para mahaiswa terhadap Visi dan Misi yang akan di laksanakan oleh setiap Cabub dan Cawabub,bahkan terbuka untuk umum dan mengundang semua kandidat, lain halnya kalau panitia mengundang hanya satu Cabub dan Cawabub saja itu baru dikatakan praktis, sedangkan bagaimana penyelenggaraannya jelas saya tidak tau karena saya bukan bagian dari panitia. Saya tau pasti Mahasiswa tidak dibolehkan bermain dengan Politik praktis karena fungsi mahasiswa menjadi berbahaya jika main mata dengan partai politik. Otoritas ilmiah dan wibawa kampus dirampas, mestinya pada tingkat mahasiswa, sebenarnya hal utama yang dapat dilakukan adalah membentuk cara berpikir kritis sebagai dasar pijakan bersikap yang jelas dan tegas menentukan kebijakan yang pro terhadap rakyat. Seandainya Kelompok Mahasiswa menjadi bagian dari partai politik tertentu akan dapat mengubah warna kampus sesuai dengan warna partai, Akan tetapi dalam amatan saya hal ini tidak terjadi dengan Kampus yang Kita Cintai ini (UNIGHA), karena hal ini sangat berbahaya, secara tidak langsung kita telah mempergadaikan akademik kampus yang semestinya menjadi tempat menimba ilmu dalam mempersiapkan SDM, untuk menuju Kemakmuran bangsa Khususnya Nanggrou Aceh yang tercinta. Fungsi Mahasiswa mestinya sebagai pengontrol pemerintah atau kontrol sosial masyarakat, dan selalu membela kepentingan rakyat banyak. Dengan politik praktis, peran ideal mahasiswa akan tersingkirkan. Apalagi ketika partai yang didukungnya berkuasa, praktis mahasiswa dengan politik praktisnya tidak dapat kritis terhadap pemerintah. Dalam kacamata penulis, untuk perbaikan bangsa, peran mahasiswa tidak perlu berpolitik praktis. Untuk memperjuangkan kepentingan politik pro rakyat dengan menggugat ketidakadilan sistem, dapat dilakukan melalui demonstrasi maupun retorika ”ilmiah”, dapat berwacana di media massa atau dalam forum lainnya. Ranah ilmiah inilah yang perlu digencarkan mahasiswa. Apalagi bagai mahasiswa yang memiliki afiliasi Pers Kampus, dengan kompetensi menulis yang dimilikinya menjadi keniscayaan untuk berwacana dengan argumentasi ilmiah mengkritisi setiap policy pemerintah supaya senantiasa terkawal pro rakyat. HIDUP MAHASISWA!!!

0 ulasan:

Dí lo que piensas...