print this page

Ahad, 30 September 2012

TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR

Kamera merupakan salah satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameramen dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll.

  1. Cara memegang Kamera Video.

    Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan - pada banyak kondisi gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.
  2. Zoom.

    Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak bergunanya gambar yang terekam.
  3. Suara.

    Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam.

  4. Peraturan 10 detik.

    Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung sampai 10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama. Rekam subyek Anda selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain.
  5. Panning & Tilting

    Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan Tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film. Bila kita memutuskan untuk melakukan panning, gerakkanlah kamera sehalus yang kita bisa dan jangan mendadak. Ingat selalu aturan10 detik untuk setiap gambar diam/statis pada awal dan juga pada akhir pengambilan gambar panning. Selalu lebih baik mengambil banyak gambar statis, dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita ambil akan diedit kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan terlalu lama (antara 3 sampai 5 detik).
  6. Fokus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna) .

    Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam dan ketika kita melakukan zoom jauh semuanya terlihat fokus - bila kita melakukan zoom pada objek terdekat terlebih dahulu lalu kita zoom pada objek lain di kejauhan (contohnya hewan di kejauhan) maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus. Adanya perbedaan antara objek yang samar dan objek utama yang jelas adalah sangat penting. Bahkan objek yang hanya sedikit tidak fokus akan membuat film menjadi tidak berguna. Periksa selalu exposure dan cobalah merekam pada objek yang sama dengan cara manual dan otomatis untuk memastikan kita mendapatkan gambar terbaik yang kita inginkan. Bila kita sudah memiliki banyak pengalaman, hal ini menjadi tidak perlu lagi untuk dilakukan .
  7. Tanggal dan Waktu.

    Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan . Penulisan tanggal dan waktu pada layar film tidak membuktikan bahwa film ini diambil pada saat yang tertulis dilayar, karena bisa saja yang tertulis tanggal 5 November 1950 tidak menjamin pengambilan film tersebut pada tahun 1950, bisa saja setiap orang merubah tanggal dan waktu tersebut. Namun, sebaiknya kita selalu merekam suara kita pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut direkam, lokasi dan negara dimana kita merekam gambar- cara inilah yang dapat merekam secara permanen informasi waktu dan tempat pengambilan film. Hal ini sangatlah penting dan seringkali terlupa, dan bila kita lupa apa dan dimana persisnya sebuah gambar diambil, celakalah kita. Bila kita memiliki GPS untuk menunjukkan lokasi kita berada, selalu rekam dengan film pembacaannya dan juga rekam latar belakangnya. Tidak seperti tanda tanggal dan waktu, hal ini dapat memberikan bukti.
  8. Cutaways (gambar pengisi).

    Bila kita merekam sebuah obyek, kegiatan ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar yang lain. Sebagai contoh, bila kita merekam sebuah wawancara kita perlu untuk merekam juga kantor orang yang kita wawancarai atau sesuatu yang lain untuk memberikan penjelasan tambahan bagi film wawancara kita. Kita lihat contoh lain, bila kita membuat film tentang orang utan, jangan lupa untuk merekam hutan dimana mereka tinggal dan kebakaran hutan yang merusakan habitatnya. Ini akan membuat sebuah film lebih informatif.
Beberapa angle berikut ini mungkin dapat menginspirasi Anda
  • Dutch angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan emosi.
  • Worm angle / mata cacing, kamera persis diletakkan di atas tanah
  • Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan
  • Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame.
  • Circle / circular track, kamera mengitari obyek
  • Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan.
  • Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900).
  • High angle, pengambilan gambar dari atas obyek.
  • Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata.
  • Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
  • Bird Eye View

    Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
  • High Angle

    Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
  • Low Angle

    Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
  • Eye Level

    Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
  • Frog Eye

    Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
  • Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
  • Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
  • Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
  • Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
  • Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
  • Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
  • Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
  • Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
  • Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
  • Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
  • One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
  • Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
  • Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
  • Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
  • Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
  • Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
  • Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
  • Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
  • Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
  • Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
  • Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
  • Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.
Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
  • Objek bergerak sejajar dengan kamera.
  • Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
  • Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
  • Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
  • Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
  • Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
  • Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
  • Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
  • Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
  • The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
  • Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
  • Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
  • Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
  • Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
  • Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
  • Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.

14 TAHAP UTAMA BUAT FILM

Assalamu'alaikum.

Akhir2 ini banyak Film Sinetron yang dianggap kurang mempunyai kreatifitas. Nah penulisan artikel ini bukan bermaksud untuk menghina karya Produse2 sinetron, Saya tulis untuk mengenbangkan minat generasi muda untuk berkreasi di Dunia Film. Semoga saja kelak generasi muda Indonesia bisa buat Film yang lebih baik dari sekarang.

Nah ini ada 14 tahap utama pembuatan Film ,baca aja terus....

1. IDE
Idealnya, IDE ini harus unik dan original. Tapi, memutuskan untuk menyadur sebuah karya orang lain itu juga termasuk sebuah IDE lho… Untuk mencari IDE, banyak cara yang bisa dilakukan. Melakukan pengamatan terus-menerus, jalan-jalan ke tempat yang aneh dan belum pernah didatangi manusia, nangkring di pohon asem di pinggir jalan sambil mengamati kendaraan yang lalu lalang, atau bahkan duduk santai di sebuah food court di suatu plaza atau mall. Melamun sendirian di dalam kamar juga bisa mendatangkan ide, kok…

2. Sasaran
Setelah mendapatkan IDE, tentukan sasaran dari film yang akan dibuat. Koleksi pribadi? Murid SMU? Komunitas S&M? Para Otaku? Para Blogger? Siapa yang akan menonton film itu nantinya? Itu juga harus ditentukan dengan jelas di awal. Jangan sampai terjadi, film tersebut ditujukan untuk anak SMU tapi karena tidak disosialisasikan dengan jelas, akhirnya dipenuhi adegan berantem penuh darah ala 300

3. Tujuan
IDE dan Sasaran sudah ditetapkan. Yang harus dipastikan selanjutnya adalah tujuan pembuatan film. Ingin menggugah nasionalisme seperti Naga Bonar? Ingin menyampaikan pesan terakhir sebelum nge-bom? Ingin mendapatkan kepuasan pribadi seperti pembuatan film Passion of the Christ? Apa?

4. Pokok Materi
Berikutnya adalah menyusun pokok materi. Apa sih pesan yang ingin disampaikan? Ungkapan cinta? Sekedar pesan mengingatkan bahaya merokok?

5. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis besar. Semacam ide awal gitu loh. Dari sinopsis ini, nantinya bisa dikembangkan menjadi cerita yang lebih detil.

6. Treatment
Tahapan ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan muncul dalam cerita. Tidak mendetil. Contoh treatment itu seperti ini…

Ada seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian tiba-tiba dia batuk-batuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba muncul api…
7. Naskah
Naskah adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, background music, ekspresi, semuanya…). Contoh naskah itu, seperti ini…

FS. Ali mengayuh becak. Ais duduk merenung, tidak mempedulikan Ali yang bolak-balik menatapnya.

Ali : Dak usah dipikir lah, Mbak…


Ais : (kaget) Heh? Apa, Bang?
8. Pengkajian
Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli media. Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan semula? Dan hal-hal yang mirip seperti itu…

9. Produksi Prototipe
Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (penjabaran naskah, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set, penentuan shot yang baik, pembuatan story board, pembuatan rancangan anggaran, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), purna-produksi (intinya adalah editing).

10. Uji coba
Uji coba ini dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari calon audiens.

11. Revisi
Setelah ada respon, maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini.

12. Preview
Preview itu adalah pemutaran perdana, di hadapan para ahli isi, ahli media, sutradara, produser, penulis naskah, editor, dan semua kru yang terlibat dalam produksi. Tujuan dari preview ini adalah untuk memastikan apakah semuanya berjalan lancar sesuai rencana atau ada penyimpangan. Bisa dikatakan, bahwa preview ini adalah proses pemeriksaan terakhir sebelum sebuah film diluncurkan secara resmi.

13. Pembuatan Bahan Penyerta
Bahan Penyerta itu adalah poster iklan, trailer, teaser, buku manual (jika film yang dibuat adalah sebuah film tutorial), dan lain sebagainya yang mungkin dibutuhkan untuk mensukseskan film ini.

14. Penggandaan
Tahap terakhir adalah penggandaan untuk arsip dan untuk didistribusikan oleh para Joni (ini terjadi pada jaman dulu kala, waktu format film digital masih ada di angan-angan).

Makasih ya ?

Tim Work Crew Film Skala Besar

 Assalamu'alaikum ,Weah, para pengunjung, inilah para peran orang2 yang sangat penting dibalik kesuksesan sebuah Film :

Agent (Agent Model) :
Seseorang yang dipekerjakan oleh satu atau lebih talent agency atau serikat pekerja untuk mewakili keanggotaan mereka dalam berbegosiasi kontrak individual yang termasuk gaji, kondisi kerja, dan keuntungan khusus yangtidak termasuk dalam standard guilds atau kontrak serikat kerja. Orang ini diharapkan oleh para aktor/aktris untuk mencarikan mereka pekerjaan dan membangun karir mereka

Art Departement :
Bagian artistik. Bertanggung jawab terhadap perancang set film. Seringkali bertanggung jawab untuk keseluruhan desain priduksi. Tugasnya biasanya dilaksanakan dengan kerjasama yang erat dengan sutradara dan cameraman

Asst. Director :
Seorang asisten sutradara film yang memperhatikan administrasi, hal yang penting sehingga departemen produksi selalumengetahui perkembangan terbaru proses pengambilan film. Ia bertanggung jawab akan kehadiran aktor/aktris pada saat dan tempat yang tepat, dan juga untuk melaksanakan instruksi sutradara.

Art Director :
Pengarah artistik dari sebuah produksi

Asisten Produser :
Seorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya

Broadcaster :
Sebutan untuk seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran

Best Boy :
Asisten Gaffer atau asisten Key Grip.

Boom Man :
Seorang yang mengoperasikan mikrofon boom.

Booth Man :
Operator proyektor film. Orang yang bekerja dalam ruang proyeksi.

Camera Departement :
Bertanggung jawab untuk memperoleh dan merawat semua peralatan kamera yang dibutuhkan untuk memfilmkan sebuah motion picture. Juga bertanggung jawab untuk penanganan film, pengisian film, dan berhubungan dengan laboratorium pemrosesan.

Cameraman :- First Cameraman
 sering disebut sebagai Penata Fotografi (Director of Photography) atau kepala kameramen, bertanggung jawab terhadap pergerakan dan penempatan kamera dan juga pencahayaan dalam suatu adegan. Kecuali dalam unit produksi yang kecil, Penata Fotografi tidak melakukan pengoperasian kamera selama syuting yang sesungguhnya.

- Second Cameraman
 sering disebut sebagai asisten kameramen atau operator kamera, bertindak sesuai instruksi dari kameramen utama dan melakukan penyesuaian pada kamera atau mengoperasikan kamera selama syuting.

- First Assistant Cameramen
 sering disebut Kepala Asisten untuk pada operator kamera. Seringkali bertanggung jawab untuk mengatur fokus kamera (untuk kamera film)

- Second Assistant Cameraman,
 menjadi asisten operator kamera.


Cinematographer (Sinematografer) :
Penata Fotografi. Orang yang melaksanakan aspek teknis dari pencahayaan dan fotografi adegan. Sinematografer yang kreatif juga akan membantu sutradara dalam memilih sudut, penyusunan, dan rasa dari pencahayaan dan kamera.

Costume Designer :
Orang yang merancang dan memastikan produksi kostum secara sementara maupun permanen untuk sebuah film.

Dialogue Coach or Dialogue Director :
Orang dalam set yang bertanggung jawab membantu para aktor/aktris dalam mempelajari kalimat mereka selama pembuatan film. Mungkin juga membantu pengaturan dialog saat

Director :
Orang yang mengontrol tindakan dan dialog di depan kamera dan bertanggung jawab untuk merealisasikan apa yang dimaksud oleh naskah dan produser.

Editor :
Sebutan bagi seseorang yang berprofesi sebagai ahli pemotongan
gambar video dan audio.

Editorial Departement :
Divisi dimana semua potongan film yang telah dihasilkan digabungkan sehingga membentuk urutan yang koheren, kadang dengan bantuan asisten sutradara atau produser.

Electric Departement :
Bertanggung jawab terhadap penjagaan dan penyediaan segala alat elektrik. (misalnya: lampu, kabel, dan lain sebagainya) untuk kebutuhan film.

Engineering :
Sebutan dalam pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah
teknis penyiaran

Film Loader :
Pengisi Film. Anggota tim kamera kadang adalah asisten kameramen yang mengisi film yang belum diekspose ke dalam magazine dan mengeluarkan film yang telah diekspose

Floor Director :
Seseorang yang bertanggungjawab membantu mengkomunikasikan
keinginan sutradara dari master control ke studio produksi

Gaffer :
Pemimpin electrician yang bertanggung jawab di bawah Director of Photography mengenai pencahayaan set. berbagai bentuk dan ukuran.

Green Departement :
Bertanggungjawab untuk menyediakan pepohonan, semak, bunga, rumput, dan benda-benda hidup lainnya baik yang asli maupun buatan.

Hairdresser :
Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan penata rambut laki-laki maupun perempuan.

Hairdresser Departement :
Bertanggungjawab atas kebutuhan rambut asli maupun wig untuk para aktor dan aktris.

Key Grip :
Orang yang memimpin para pekerja grip.

Make-Up Departement :
bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan kebutuhan skenario pada saat syuting.

Music Departement :
Bertanggungjawab dalam pengaturan atau menyediakan musik yang akan digunakan dalam film.

Producer :
Sebutan ini untuk orang yang memproduksi sebuah film tetapi bukan dalam arti membiayai atau menanamkan investasi dalam sebuah produksi. Tugas seorang produser adalah memimpin seluruh tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen produksi dengan anggaran yang telah disetujui oleh executive producer.

Production Departement :
Bagian yang menentukan batasan biaya dan menangani persiapan dan pelaksanaan atas segala keperluan dalam sebuah produksi.

Production Assistant :
Bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dilapangan selama proses produksi.
Production Manager :

Orang yang bertanggung jawab atas detail produksi dari awal sampai produksi itu selesai.

Production Unit :
Terdiri dari sutradara, kru kamera, kru tata suara, bagian listrik dan semua orang yang diperlukan dalam suatu produksi.
Prop Man :
Bertugas untuk memastikan bahwa properti ada ditempat yang seharusnya pada saat dibutuhkan untuk suatu produksi.
Research Departement :
bagian riset yang terdiri dari orang-orang yang menilai otentisitas artikel, benda, kostum,

Script Supervisor, Script Clerk :
Bertanggungjawab untuk mencatat seluruh adegan dan pengambilan gambar yang diproduksi. termasuk semua informasi yang diperlukan seperti durasi, arah gerakan, penagrahan mimik wajah, penempatan aktor/aktris dan properti, serta gerakan fisik yang harus disesuaikan aktor/aktris dalam semua cakupan yang berurutan untuk kemungkinan pengambilan gamabr ulang. Semua informasi ini dimasukkan dalam salinan naskah milik supervisi naskah dan digunakan oleh editor ketika tahap editing. Dalam salinan ini juga dimasukkan catatan dari sutradara untuk editor.

Still man, Photographer :
Bertanggungjawab atas publiitas dan pembuatan foto set serta lokasi. Dapat juga digunakan pada kesempatan tertentu..

Transportation Departement : Bertanggungjawab terhadap semua kendaraan yang digunakan oleh kru dan pemain selama syuting berlangsung. Dalam hal ini termasuk antar dan jemput kru atau pemain.

VTR Man :
Orang yang mengoperasikan VTR (Video tape Recorder) selama proses pembuatan acara televisi

Wardrobe Departement :
Bertanggungjawab atas pemilihan kostum yang akan dipergunakan untuk produksi.

TOUMAT

Pemeran Utama FLM Aceh dengun Judul


(Toubat Maksiat) .. dia adalah salah satu Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur. Fakultas Teknik semester 7 FLM ini..di luncurkan sebagai Media Da'wah dalam bentuk seni..yang di Garap di Beberapa Lok
asi dalam wilayah Pidie: seperti Kompleh UNIGHA, Kota Sigli dan Guha Tujoh. yang Insya Allah akan di Keluarkan pada Awal 2013, Penerbit dari Flm Tersebut di Hubungi Melalui seluler mengatakan bahwa: FLM ini adalah FLM Pertama yang di Keluarkan Oleh Misward Record, dengan Sutra Dara dan skenario FLM: M. Jabal Nur, SH.I, yang menceritakan kisah kehidupan Sorang Pemuda yang berselimut Dosa,, suatu Malam ianya Bermimpi seakan-akan di sudah mati dan Masuk neraka, dia mendatangi Seorang Guru Pengajian dalam hal ini yang di Perankan Oleh Tgk. sayuti Maddan beliau adalah salah satu Guru Pengajian di Dayah Raudhatut Thalibin Al-Aziziah, Salah sattu Pasantren yang ada di Kemukiman Balue Langga, Kecamatan Sakti Pidie. Setelah Mendapatkan penjelasan dari Mimpi Achi. ianya langsung bergegas pulang, ...achi akhirnya mengaji di Pesantren setelah beberapa tahun di Pesantren Achi berencana Melaksanakan Kaluet di Guha 7...secara tidak sadar Achi Rupanya Meninggalkan banyak Masalah selam ianya dalam Dunia Hitam salah satunya adalah mantan pacarnya Bunuh diri setelah diputuskan oleh achi, abg kandung mantan pacar Achi, tidak menerima begitu saja.. dia membuat perhitungan dengan achi..mencari achi kemana-mana, abg kandung mantan pacar achi menyandera salah satu teman Achi, yang di Pimpin Oleh Baoyhaqi. Boyhaqi Adalah salah satu Mahasiswa Unigha Fak. Teknik.kelompoknya memaksa teman achi untuk memberitaukan keberadaan Achi..setelah dilakukan berbagai penyiksaan oleh aneuk buah dari abg kandung mantan pacar achi , akhirnya terbongkarlah tempat keberadaan achi.....Bagaimana Kisah selanjutnya Tunggu Gasetnya beredar di awal Tahun 2013, satu gaset terjual, hasilnya Rp. 1000, disumbangkan kepada Anak yatim Korban Komplik...